Selasa, 03 Maret 2015

METODE PELEDAKAN

METODE PELEDAKAN:
  •  Peledakan cara non-listrik
  •  Peledakan cara listrik
Peledakan cara non-listrik terdiri dari:
-           Sumbu api (Safety fuse)
–           Sumbu ledak (detonating fuse)
–           Nonel
Nonel adalah Tube plastik yang mempunyai diameter luar 3 mm, di dalamnya berisi suatu bahan reaktif yang dapat menjalankan gelombang kejut (shock wave) dengan kecepatan ca. 2000 meter (2 kilometer) per detik.
Shock wave mempunyai energi yang dapat meledakkan “primary explosive” atau delay element dalam detonator.
Macam-macam jenis nonel detonator:
–           Nonel standard
–           Nonel GT-HD dan Nonel Unidet-HD
–           Nonel GT-OD dan Nonel Unidet-OD
–           Nonel GT-HT dan Nonel Unidet HT
Macam-macam perlengkapan Nonel:
-           Nonel UB 0 connector, bekerja sebagai relay; gelombang  kejut yang diterima dari nonel tube diperkuat dan didistribu-sikan ke sejumlah nonel tube penerima.
–           Nonel starter sama dengan UB 0, tersedia dalam 50 atau  100 m coil/reel (gulungan).
–           Nonel bunch connector dipakai kebanyakan dalam terowongan
–           Multiclip adalah penyambung plastik yg dipakai untuk menyambung nonel tube dengan sumbu ledak.
Geometri peledakan adalah jarak lubang tembak yang di buat pada saat sebuah area pertambangan akan di ledakkan.
Geometri Peledakan
¨      Burden (B)
¨      Diameter lubang tembak( Æ )
¨      Tinggi jenjang (L)
¨      Kedalaman lubang tembak (H)
¨      Subdrilling (J)
¨      Stemming (T)
¨      Spacing (S)
PELEDAKAN CARA LISTRIK:
Tiga elemen dasar rangkaian peledakan:
–           Detonator listrik (electric detonator)
–           Kawat rangkaian (circuit wiring), terdiri dari:
  •   Leg wire
  •   Connecting wire
  •   Firing line
  •   Buswire
-  Sumber tenaga (power source): Blasting machine dan  AC-power line.
Kawat rangkaian (circuit wiring), terdiri dari:
– Legwire: Dua kawat yang menjadi satu dengan detonator listrik, yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan bridge wire yang terdapat dalam detonator. Isolasi legwire pada ujung yang lain terkupas dan kedua kawat diikatkan satu terhadap yang lain atau dilindungi plastik shunt. Panjangnya bervariasi tergantung kebutuhan.
–             Connecting wire: Kawat yang mempunyai isolasi, dipakai untuk meng-hubungkan “legwire” dengan “firing line”. Connecting  wire terdiri dari kawat tunggal (solid wire) tembaga dengan isolasi yang tahan terhadap air yaitu 20 AWG atau yang lebih besar.
–           Firing line: Kawat yang dipergunakan untuk menghubungkan sumber tenaga listrik dengan rangkaian detonator yaitu 14 AWG atau yang lebih besar.
-           Buswire: Kawat perpanjangan dari firing line dimana masing-masing detonator (paralel circuit) atau masing-masing detonator dalam seri  (paralel series circuit) dihubungkan. Buswire memiliki ukuran (gauge) yang sama dengan semua  firing line.
Jenis detonator
–          Instantaneous detonator
–          Delay detonator
Kelas Detonator
–          Instantaneous detonator
–          Milli-second detonator
–          Half-second detonator
Milli-second Di dalamnya terdapat milli second delay element, berfungsi untuk menunda detonasi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Waktu tunda (delay interval) antara setiap inter-val seri tidak boleh melibihi  100 ms (0.1 detik).
Half yaitu Di dalamnya terdapat half second delay element. Waktu tunda (delay interval) adalah 500 ms (0.5 detik).
Beberapa istilah dalam Peledakan Tambang
Ledakan (explosive) Ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek mekanis yang merusak.
Contoh:
  • Ø Tangki bertekanan meledak
  • Ø Balon karet meletus
Kriteria:
  • Tidak melibatkan reaksi kimia
  • Transfer energi ke gerakan massa (efek mekanis)
  • Disertai panas dan bunyi
Deflagrasi Adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi dekomposisi  didasarkan pada konduktivitas termal (heat/thermal conductivity)
Merupakan fenomena reaksi permukaan di mana reaksinya meningkat menjadi peledakan dengan kecepatan rendah, yaitu antara 300-1000 m/s, atau lebih rendah dari kecep suara (subsonic)
Deflagrasi terjadi pada reaksi peledakan LOW EXPLOSIVE (black powder):
– Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S  ®  6Na2CO3 + Na2SO4+ 3Na2S +14CO2 +10CO + 10N2
– Sodium nitrat + charcoal + sulfur
20KNO3 + 30C + 10S  ® 6K2CO3 + K2SO4+ 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2
Detonasi Adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat cepat dan diawali dengan panas tersebut menghasilkan gelombang tekanan kejut (shock compression wave) dan membebaskan energi dengan mempertahankan shock wave serta berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya.
Contoh:
TNT meledak  : C7H5N3O6  ® 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C
ANFO meledak          : 3 NH4NO3 + CH2 ®  CO2 + 7 H2O + 3 N2
NG meledak    : C3H5N3O9 ® 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2
NG + AN meledak     : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 ® 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2
Kriteria:
– Melibatkan reaksi kimia
– Oksigen utk reaksi terdapat dalam bahan itu sendiri (tanpa oksigen dari udara)
– Handak dapat digunakan dalam lubang ledak
– Reaksi ledakan tidak dapat dipadamkan
– Reaksi sangat cepat (> Kecepatan suara » supersonic); contoh VoDANFO = 4500 m/s
– Shock compression: mempunyai daya dorong sangat tinggi, merobek retakan yang sudah ada sebelumnya
– Shock wave: bahaya symphatetic detonation, menentukan safety distance
– Ada ledakan (gerakan massa, bunyi dan panas)
Bahan dan Komposisi Bahan Peledak Kimia
Hampir semua bahan peledak komersial adalah campuran dari senyawa-senyawa yang mengandung 4 unsur dasar, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ke dalam senyawa dasar ditambahkan unsur-unsur seperti sodium (Na), aluminium (Al), kalsium (Ca), dan sebagainya, yang dimaksudkan untuk memperoleh efek tertentu, misalnya untuk menambah tenaga peledakan.
Suatu bahan peledak tidak harus selalu mengandung senyawa-senyawa eksplosive seperti nitrogliserin, nitrostarch, TNT, dan lain-lain, tetapi yang paling penting adalah apakah sifat masing-masing bahan itu cocok untuk suatu campuran.
kesimpulan bahwa dalam setiap proses peledakan dalam tambang, paramater yang harus diperhatikan yaitu
  1.  kelengkapan alat, perlengkapan peledakan (ANFO, PTEN, Detonator, Nonel dan lain)
  2. sifat-sifat batuan yang akan di ledakkan (kekerasan, stuktur, rekahan, tekstur, dan lain-lain)
  3. yang tepenting ialah keamanan dan keselamatan para pekerja disekitar area peledakan

https://1902miner.wordpress.com/2011/10/29/blasting-peledakan/
EXCAVATOR ADALAH
Gambar Excavator Komatsu PC200 Unit Standard

Excavator (ekskavator)adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm), boom (bahu) serta bucket (alat keruk) dan digerakkan oleh tenaga hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda rantai (trackshoe). Excavator merupakan alat berat paling serbaguna karena bisa menangani berbagai macam pekerjaan alat berat lain.

Sesuai dengan namanya (excavation), alat berat ini memiliki fungsi utama untuk pekerjaan penggalian. Namun tidak terbatas itu saja, excavator juga bisa melakukan pekerjaan kontruksi seperti membuat kemiringan (sloping), memuat dumptuck (loading), pemecah batu (breaker), dan sebagainya. Karena perannya yang multifungsi, maka excavator selalu ditampilkan dalam segala jenis pekerjaan berat baik di darat maupun di atas air.

Di Indonesia, excavator sering disebut bego/beko, yang diambil dari bahasa inggris backhoe yang berarti aktor belakang. Backhoe sendiri adalah excavator mini yang ditempelkan di belakang mesin tracktor dan biasanya digunakan untuk pekerjaan di lahan-lahan pertanian di Amerika Serikat.

Sejarah excavator.Excavator pertama kalinya diciptakan pada tahun 1835 oleh seorang ahli mekanik asal Amerika Serikat yang masih berumur 22 tahun bernama William Smith Otis. Pada awalnya excavator hanya bisa berjalan di atas rel kereta api dengan dimotori oleh mesin uap dan digunakan untuk pekerjaan penggalian pembuatan jalan kereta api. Kemudian pada tahun 1839 Otis menerima hak patent atas karya temuannya ini. Namun, tidak berapa lama sang penemu excavator ini meninggal dunia di usia yang ke 26 tahun.

Pada tahun 1940 tercatat ada 7 unit excavator karya William Smith Otis dan merupakan excavator pertama yang ada di muka bumi. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya manusia menciptakan excavator dengan menggunakan teknologi modern, yang pada awalnya excavator hanya digerakkan dengan mesin uap dan berjalan di atas rel kereta api serta hanya bisa berputar sejauh 90 derajat.

Excavator terbesar di duniapertama kali diciptakan oleh Jerman pada tahun 1978 yang dinamai Bagger-288 dengan bobot 13.500 ton dengan panjang 240 meter, tinggi 96 meter dan lebar 46 meter. Excavator raksasa ini memiliki 10 bucket (alat keruk) yang mampu menggali tanah sebanyak 240 meter kubik perhari dan cukup untuk mengisi semangkok lapangan sepakbola setinggi gedung bertingkat lantai 10 hanya dalam waktu sehari.

Di Indonesia, monster raksasa Bagger-288 ini ada di PT.Freeport Indonesia di propinsi Papua yang digunakan untuk menyelesaikan pertambangan emas terbesar di dunia. Mereka menyelesaikan pekerjaan overbourden yang melayani kendaraan raksasa HD-793 pengangkut bijih emas.

Pabrik excavator.Pada saat ini di Indonesia ada 3 pabrik yang memproduksi excavator dan sekaligus merupakan distributor alat berat terbesar di Asia Tenggara. Yaitu PT.United Tracktors memproduksi Komatsu, PT.Hexindo Adi Perkasa memproduksi Hitachi, dan PT.Trakindo Utama memproduksi Caterpillar.

Tidak hanya excavator saja, tiga pabrik raksasa ini juga memproduksi segala jenis peralatan berat lainnya mulai dari ukuran mini, standard, hingga jumbo dan mampu memasok kebutuhan alat-alat berat di berbagai proyek pertambangan di seluruh Indonesia.
25 September 2013/ 22.00




























Buldoser
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau construction equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik material (tanah, pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.
Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang Bulldozer bisa dipasang perlengkapan tambahan berupa :
  • Ripperuntuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan blade, biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan atau pertambangan.
  • Winchuntuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan pengeluaran kayu di hutan.
Umumnya bulldozer banyak digunakan di pekerjaan pertambangan, terutama untuk pertambangan batubara. Bulldozer ini digunakan untuk meratakan tanah, menggali dan menumbangkan pohon saat proses land clearing.
Unit yang banyak di pakai di dunia pertambangan adalah unit yang diproduksi oleh pabrikan asal jepang yang bernama KOMATSU, unit komatsu banyak tersebar hampir di semua pertambangan batubara di indonesia.
Contoh unit keluaran KOMATSU : D155A-2 D155A-6 D375A-6R dll.
Caterpillar Inc. buldoser tipe-rantai D9R.

Di kanan adalah "blade", di kiri adalah ripper-belakang.





DRAGLINE

Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut. misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline, dengan melepas boom shovel diganti boom dan bucket dragline.
Untuk beberapa proyek. power shovel atau dragline digunakan untuk menggali, tetapi dalam beberapa hal, dragline mempunyai keuntungan yang umumnya disebabkan oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali. Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang menyebabkan teriebaknya truk tersebut. Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam, sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian.
Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah produksinya yang rendah, antara 70% – 80% dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama.
Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel mounted dan truck mounted. Crawler mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga floating-nya besar, tetapl kecepatan geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan.
Cara Kerja Dragline
Penggalian dimulai dengan swing pada keadaan bucket kosong menuju ke posisi menggali, pada saat yang sama drag cable dan hoist cable dikendorkan, sehingga bucket jatuh tegak lurus ke bawah.
Sesudah sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara hoist cable digerak-gerakkan agar bucket dapat mengikuti permukaan tebing galian sehingga dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass dapat teratur, dan terkumpul dalam bucket. Kadang-kadang hoist cable dikunci pada saat penggalian, berarti pada saat drag cable ditarik, bucket bergerak mengikuti lingkaran yang berpusat pada ujung boom bagian atas. Keuntungan cara ini ialah bahwa tekanan gigi bucket ke dalam tanah adalah maksimal.
Setelah bucket terisi penuh, sementara drag cable masih ditarik, hoist cable dikunci sehingga bucket terangkat lepas dari pennukaan tanah. Hal ini untuk menjaga agar muatan tidak tumpah, juga dijaga posisi dump cable tetap tegang dan tidak berubah kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju tempat (dump)nya material dari bucket. Sebaiknya truk ditempatkan sedemikian rupa sehingga swing tidak melewati kabin truk. Jika bucket sudah ada di atas badan truk, drag cable dikendrokan bucket akan terjungkir ke bawah dan muatan tertuang.











23.23 Irfan Hikari No comments
A.Tentang Power Shovel
Power Shovel merupakan alat berat gali dan muat tambang yang sering digunakana berupa skop mekanasi yang amat besar. Alat ini digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin diesel,atau dapat juga motor listrik. Ukuran alat ini ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah horizontal maupun vertikal. Ukuran skop Power Shovel kecil berkisar ½ sampai 2 yard3 (1 yard = 3 ft = 90 cm) atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran sedang berkisar 2 sampai 8 yard3 ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 – 35 yard3 (18,2 – 25,5 m3).

Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).
Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).


B. Cara Kerja Power Shovel

Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:

1.Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing.
2.Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi.
3.Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing.
4.Swing (memutar) untuk membuang (dump).
5.Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan
6.Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan

Sudut yang dibuat antara boom dengan bidang datar menyudut sebesar 45o, pekerjaan yang dilakukan dapat sebagai alat gali (utamanya) maupun utamanya alat muat. Yaitu dengan cara “dipper” (mangkuk) dikerukkan dari bawah menengadah keatas pada kaki jenjang (power shovelnya sebagai alat gali -- excavator); atau pada kaki timbunan hasil bongkaran (hasil peledakan) – utamanya sebagai alat muat.

Setelah “dipper” (mangkuk) penuh; kemudian superstructure (kabin beserta boom) berputar menghadap posisi truck untuk menumpahkan isi dipper keatas/kedalam bak truck, dengan membuka “dasar dipper” dengan cara menarik “latch” (grendel) sehingga isi “dipper” tertumpah.

Bila “power shovel” sebagai alat gali maka berat “counter weight”nya lebih besar dibanding, apabila “power shovel” sebagai alat muat, pada ukuran “dipper” yang sama.
Cara penempatan Power Shovel di tempat kerja ada bermacam-macam, tergantung dari kondisi topografi lapangan dan tujuan pekerjaan tersebut, antara lain :

- Jika tempat kerja telah tersedia, misalnya pada daerah kerja yang sudah merupakan lereng bukit, maka tidak perlu lagi dibuatkan jalan masuk dan tempat kerja awal.
- Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang datar, maka perlu dibuat dulu sebuah jalan masuk dan tempat kerja awal yang berbentuk lereng landai. Pembuatantersebut dapat dilakukan nmenggunakan alat itu sendiri, atau menggunakan Buldoser; kemudian kalau udah di tempat kerjanya, harus diletakkan sedemikian rupa sehingga gerakannya efisien dan cukup tempat untuk alat-alat angkut yang mendekat ke situ.


Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil ukuran skop yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut harus terbuat dari baja mangan (manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya tergantung pada cara menggerakkan lengan sekop tersebut. Produktivitas Power Shovel tergantung dari:

a.Keadaan material (keras, lunak)
b.Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali.
c.Efisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran ke dua alat
tersebut.
d.Pengalaman operator yang menanganinya.

C. Penggunaan Power Shovel

1. Sebagai Alat Gali
Penggunaan “power shovel” sebagai alat gali adalah :

i. Membuat tanggul (embankment digging)
ii. Menggali secara datar (digging on horizontal plane)
iii. Membuat lereng (dressing slopes)
iv. Menggali ke arah daerah yang lebih rendah (digging below grade)
v. Membuat parit (digging shallow trench)

2. Sebagai Alat Muat
Penggunaan “power shovel” sebagai alat muat adalah :

i. Memuat ke alat angkut (loading haul units)
ii. Membuang material ke samping (side casting)
iii. Menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil banks)
iv. Menimbun ke dalam “hopper” (dumping into hoppers)








BULLDOZER (Pengenalan)

Bulldozer adalah traktor yang mempunyai traksi besar. Unit ini dapat melakukan pekerjaan menggali, menggusur, meratakan,menarik dan dapat dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah yang berhutan. Pada saat pembukaan lahan pertambangan yang baru, maka unit bulldozer inilah yang pertama kali diterjunkan untuk proses land clearing.



Pekerjaan yang dilakukan oleh unit bulldozer ini seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Pada gambar sebelah kiri ditunjukkan, pekerjaan unit saat melakukan pemotongan tanah yang mempunyai structure yang keras (cutting hard ground).
Kemudian pada gambar sebelah kanan ditunjukkan posisi saat pekerjaan dozing (mendorong) material tanah yang akan dipindahkan.



Untuk gambar di sebelah kiri, ditunjukkan posisi unit saat melakukan smoothing operation (perataan permukaan tanah).
Kemudian untuk gambar kanan, ditunjukkan pekerjaan unit saat merobohkan pohon saat melaksanakan proses land clearing.



Nama-nama komponen :


Keterangan gambar :
1. Blade
2. Lift cylinder
3. Work lamp
4. Muffler

5. Precleaner
6. Cabin
7. ROPS Canopy
8. Fuel tank
9. Ripper tilt cylinder
10. Shank ripper
11. Ripper lift cylinder
12A. Ripper
12B. Shank protector
13. Point ripper
14. Arm ripper
15. Final drive
16. Teeth sprocket
17. Carrier roller
18. Track shoe
19. Track roller
20. Straight frame
21. Brace
22. Cutting edge

Setelah pada gambar sebelumnya kita melihat letak komponen, pada gambar di atas ini ditunjukkan posisi work equipment (peralatan kerja) unit bulldozer. Di bagian depan, terdapat blade yang berfungsi untuk mendorong dan memotong permukaan tanah. Kemudian di bagian belakang unit terdapat ripper yang berfungsi untuk menghancurkan structure permukaan tanah.

Kemudian di bagian tengah unit terdapat  frame tempat kedudukan track shoe, kemudian di atas track frame terdapat komponen engine sebagai penggerak utama unit dan radiator yang digunakan untuk mendinginkan engine.

Kemudian di belakang engine, terdapat power train system yang berfungsi untuk mengatur pergerakan unit saat travelling dan hydraulic system untuk mengatur pergerakkan dari attachment. Di atas power train terdapat cabin sebagai tempat pengoperasian unit oleh operator. Dan di atas cabin, dipasang ROPS cannopy yang digunakan untuk melindungi operator pada saat unit mengalami insiden terguling.

ROPS = Roll Over Protective Strcuture
FOPS = Fall Object Protective Structure (melindungi operator pada saat ada material yang akan terlempar/ merusak cabin).


Catatan tambahan :
 Permisible water depth
Adalah kedalaman maksimum yang diizinkan pada saat unit beroperasi di atas permukaan air. Untuk unit bulldozer, standart maksimumnya sampai pada titik tengah carrier roller.
 Draw bar pull
Adalah kemampuan unit untuk menarik material sesuai dengan kecepatan/ speed yang kita pilih. Jadi, pada saat speed 1, maka akan mampu menarik material yang lebih berat dibandingkan dengan speed 3. Karena pada speed 3 lebih besar di speed travelnya, namun torquenya lebih rendah.

Arti Kode pada bulldozer :



Untuk angka yang terakhir menunjukkan berapa kali untuk tersebut mengalami modifikasi, contoh bila tertulis D155A-3, maka unit tersebut telah mengalami modifikasi selama 3 kali. Bila pertama kali dibuat maka akan ditulis menjadi D155 tanpa ada tambahan angka di belakang. Namun, untuk modifikasi yang ke 4, oleh jepang akan dituliskan menjadi -5, dan  untuk modifikasi ke 5 akan dituliskan menjadi -6 dan seterusnya. Kira- kira karena apa ya?
Silahkan anda diskusikan terlebih dahulu bersama rekan dan instruktur anda.



23.31 Irfan Hikari No comments
  1. Pengertian Wheel Loader

    Wheel loader adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban), sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda. Wheel Loader menggunakan ban sebagai penggeraknya yang memudahkan mobilitas dan juga fungsi articulate yang memberikan ruang gerak fleksibel . Wheel loader merupakan alat yang dipergunakan untuk pemuatan material kepada dump truck dan sebagainya. Sebagai prime mover loader menggunakan tracktor. Disini dikenal dua macam loader (ditinjau dari prime movernya), yakni :

    a. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut track cavator.
    b. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut wheel tractor

    Wheel loader didapat dengan menambahkan bucket container yang dipasang dibagian depan. Loader dibuat kebanyakan dengan kendali hidrolis yang dilengkapi dengan tangan-tangan (arms) yang kaku untuk mengoperasikan bucketnya. Ukuran dari bucket bervariasi antara ¼ cuyd sampai dengan 25 cuyd kapasitas munjung terbesar. Yang biasa dipakai dan tersedia banyak adalah loader dengan ukuran bucket sampai dengan 5 cuyd. Bucket loader direncanakan untuk membongkar muatan yang mempunyai ketinggian 8 sampai 15 ft dengan ketinggian tersebut cukup untuk membongkar muatan keatas dump truck.

    Sesuai dengan namanya wheel loader menggunakan roda yang terbuat dari karet sebagai penggerak. Pemilihan pekerjaan dengan wheel loader harus memperhatikan :

    • Jenis landasan untuk beroperasinya
    • Jenis pekerjaan : mendorong, menarik
    • Kekerasan jalan yang akan dilalui.
    • Kemiringan jalan (tanjakan/turunan)
    • Panjang lintasan pengangkutan

    Jenis wheel loader pun dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan alat kendali, operasional dan kegunaannya yaitu :

    a. Berdasarkan sistem kendali dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

    1.Cable Controlled.
    Sistem penggerakattachment menggunakan kabel.

    2. Hydraulic Controlled
    Sistem penggerakattachment menggunakan hidrolis.

    b. Berdasarkan roda penggeraknyaloader juga dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

    1. Crawler Loader.
    Roda penggerak utama menggunakan set rantai.

    2. Wheel Loader.
    Roda penggerak utama menggunakan ban karet.

    c. Berdasarkan sistem kemudi wheel loader juga dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

    1. Sistem Rear Steer.
    Menggunakan alat kemudi yang penggeraknya berada pada ban belakang.

    2. Articulated Wheel Loader.
    Menggunakan alat kemudi dengan bagian penggeraknya ada pada bagian depan atau bucket dapat dibelokkan hingga membuat sudut 40º derajat dari sumbu tengah alat secara keseluruhan.

    B. Cara Kerja Wheel Loader

    Wheel loader adalah Alat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan dimuat kedalam dumptruck atau memindahkan material ke tempat lain. Saat loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.

    Wheel loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat /menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan. Apabila material harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa
    cara pemuatan ialah:
    a. V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V,
    b. L loading, truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis tegak lurus,
    c. Cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif,
    d. Overhead loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas kabin opeator.

    Pada prakteknya, wheel loader diperoleh dengan menambahkan bucket container yang dipasang di bagian depan konstruksinya. Bucket digunakan menggali, memuat tanah atau material yang granular, menganakatnya dan diangkut untuk kemudian dibuang (dumping) pada suatuketinggian pada dump truck dan sebagainya. Loader ini sangat kaku, untuk menggerakkan bucket dapat dengan cable atau hydraulic. Tenaga gali pada keadaan horizontal (bucket tidak diangkat) didapat dari gerakan prime movernya, sehingga menggerakkan bucket ke atas dan ke bawah. Untuk menggali, bucket harus didorong pada material, jika telah penuh, tracktor mundur dan bucket di angkat ke atas untuk selanjutnya material dibongkar di tempat yang sudah ditentukan. Untuk saat ini umumnya loader dibuat dngan kendali hydraulic tang dilengkapi dengan “tamgam-tamgam (arms)” yang kaku untuk mengoperasikan bucketnya.

    Ukuran bucket bervareasi antara ¼ cuyd sampai dengan 25 cuyd kualitas munjung terbesar. Yang biasa terpakai dan tersedia adalh loader dengan ukuran bucker sampai dengan ukuran 5 cuyd. Dengan blade bulldozer dengan memperhatikan perbandingan ukuran bucket dengan ukuran tracktor, sehingga pada waktu loader bekerja dengan bucket penuh pada keadaan pada keadaan extrime tidak terjungkel ke depan (terjungkal). Produsen alat berat biasanya memberikan angka keamanan 2 untuk mengimbangi „ terjungkalnya“ loader ke depan, artinya berat tractor imbang dengan berat bucket pada waktu penuh dalam keadaan extrime adalah dua kali. Untuk memperbesar angka keamanan terhadap bahaya terguling-guling, maka berat biasanya diperbesat 40% @ 60% lebih besar dari kapasitas muatan terguling (tipping load capacity) dengan demikian ukuran bucker dan tractor harus benar-benar proporsional.

    C.Bagian-bagian Wheel Loader


    1. Cab
    Cab adalah bagian dari wheel loader dari mana operator menjalankan mesin. Ini biasanya memiliki pintu, duduk, dan mengendalikan loader. Ini biasanya terlihat seperti sebuah bilik kaca dipasang di tengah loader. Ini mungkin atau mungkin tidak tertutup.

    2. Lift Arm
    Lift arm terpasang di depan loader, di depan taksi. Ini mengangkat ember depan atas dan bawah. Ia bekerja dalam hubungannya dengan silinder ember, perangkat hidrolik yang memotivasi lengan.

    3. Bucket
    Bucket adalah bagian yang paling nyata dari sebuah wheel loader. Ini adalah besar, sekop-seperti aparat di depan kendaraan yang digunakan untuk membawa kotoran atau bahan lainnya. Sering kali, satu mesin memiliki beberapa jenis ember yang dapat dilampirkan sebagai mereka dibutuhkan. Misalnya, beberapa wheel loader datang dengan satu tujuan umum ember, satu ember untuk membawa batu, satu untuk membawa batubara dan lainnya untuk penanganan lebih mudah memuat bahan seperti kotoran. Di luar, berbagai macam kotak lain yang tersedia.

    4. Backward Bucket
    Backward Bucket terpasang di bagian belakang wheel loader, dan digunakan terutama untuk menggali sebagai lawan loading.

    5. Boom
    Boom terpasang ke backward bucket, dan membuatnya bergerak naik dan turun.


    D. Kegunaan Wheel Loader dalam Pertambangan

    Wheel Loader adalah alat yang dilengkapi dengan bucket untuk memuat material ke dalam truck, atau aplikasi lain seperti waste handling, memuat batu kedalam crusher, dsb. untuk meraup materi lepas dari tanah, seperti kotoran, pasir atau kerikil, dan memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain tanpa mendorong material di tanah. Sebuah loader umumnya digunakan untuk memindahkan bahan ditimbun dari permukaan tanah dan menyimpannya ke dalam sebuah truk sampah menunggu atau ke sebuah penggalian parit terbuka.

    Wheel Loader juga digunakan untuk menggali pondasi basement suatu bangunan dengan catatan ruang geraknya memungkinkan untuk pelaksanaan pekarjaan. Penggunaan yang lain juga memuat material yang telah diledakan misalnya untuk pembuatan terowongan dan juga pekerjaan quarry dan pekerjaan terowongan.

    Metode pemuatan pada alat pemuat/loader baik track shovel maupun wheel loader ada 3 macam :

    1. I shape/cross loading
    2. V shape loading
    3. Pass loading dan metode lain yang jarang digunakan adalah load and carry.

    Pada Wheel Loader kecil dan menengah, bisa juga digunakan untuk aplikasi lainnya (tergantung dari attachment yang digunakan) seperti : WHA (waste handling arrangement) Integrated Toolcarrier, Forklift dan sebagainya.
    Wheel Loader juga dapat difungsikan sebagai alat pengerjaan pada umumnya mulai dari clearing ringan, menggusur, ataupun menggali dangkal.